Breaking News
Tanda Anak Kecanduan Smartphone

Tanda-Tanda Anak Kecanduan Smarthphone Serta Cara Mengatasinya!

Tanda-Tanda Anak Kecanduan Smarthphone – Keberadaan Smartphone memang memberikan kemudahan dalam berbagai akses. Namun, di samping hal itu, keberadaannya memberikan dampak negatif, khususnya bagi anak-anak.

Setiap tahunnya ditemukan alami peningkatan terkait Anak Kecanduan Smartphone, terutama di usia 7 hingga 12 tahun. Lantas, hal ini merupakan salah satu hal yang amat mengkhawatirkan. Berbagai bahaya menghantui, selain merusak kesehatn fisik juga berdampak buruk pada psikologis sang anak.

Tidak sedikit orang tua yang menjadikan Smartphone sebagai senjata ampuh untuk menenangkan anak-anaknya. Padahal, jika dilakukan terlalu sering akan memberikan dampak buruk pada sang anak.  Seorang anak yang terkena kecanduan Smartphone biasanya ditandai dengan beberapa hal. Apa saja tanda-tanda tersebut? Lalu, solusi apa saja yang bisa dicoba untuk mengatasi hal tersebut? Yuk simak informasinya!

Apa Saja Tanda-Tanda Anak Kecanduan Smartphone?

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, penggunaan Smartphone dalam waktu yang sering  dapat menimbulkan dampak negatif. Beragam gangguan fisik, seperti susah tidur, gangguan penglihatan, sakit kepala dan sebagainya. Selain itu, secara psikologis, sang anak yang kecanduan Smartphone kerap mengalami gangguan cemas, serta rentan terkena ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Sebelum anak-anak terancam gangguan yang membahayakan fisik dan psikologisya, ada baiknya untuk mencegah hal itu terjadi. Selain itu, amati sikap sang anak, apakah terdapat tanda-tanda kecanduan Smartphone atau tidak. Di antara tanda-tanda yang ditunjukkan yakni sebagai berikut:

  • Bermain Smartphone hingga lupa waktu
  • Ketertarikan bermain di dunia luar
  • Terlihat gelisah ketika tidak bermain Smartphone
  • Kerap berbohong kepada orang tua meskipun sudah diberikan batas menggunakan Smartphone
  • Menghiraukan bahaya negatif yang bisa timbul akibat bermain Smartphone
  • Suka menyendiri
  • Kurang konsentrasi
  • Berperilaku impulsif, agresif, dan sebagainya.

Jika ditemukan tanda-tanda di atas, maka orang tua hendaknya bersikap bijak. Hal yang bisa dilakukan yakni dengan mengatasinya secepat mungkin, sebelum menjadi-jadi. Lalu, apa saja solusi yang bisa dicoba guna mengatasi anak yang kecanduan Smartphone? Berikut ini informasina!

Cara Mengatasi Anak Kecanduan Smartphone

Teknologi yang semakin canggih memberikan perubahan yang siginifikan, tidak hanya untuk orang dewasa tapi juga anak-anak. Hal ini tentunya dibutuhkan perhatian khusus dari orang tua agar anak bisa menggunakan Smartphone seperlunya saja tanpa alami kecanduan. Mengikuti zaman yang semakin canggih memang dibutuhkan, tetapi jika berlebihan akan menimbulkan kecanduan. Selanjutnya, dampak buruk pun dapat membahayakan fisik maupun psikologis anak.

Peran orang tua sangatlah penting dalam mengawasi anak-anaknya menggunakan Smartphone. Ketika kecanduan sudah merasuki sang anak, maka hanya penyesalan yang akan terasa. Terdapat beberapa cara yang bisa dicoba dalam mengatasi anak yang kecanduan Smartphone.

Baca Juga : Baby Blues Syndrome

1. Tingkatkan Aktivitas yang Menyenangkan Bersama Anak

Pertama, bisa melakukan ragam aktivitas menyenangkan bersama anak. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan baik di dalam maupun di luar rumah. Hindari penggunaan gadget ketika kegiatan berlangsung. Aktivitas yang bisa dilakukan seperti bermain bola, berenang, permainan edukatif, dan sebagainya. Aktivitas yang menyenangkan akan membantu meningkatkan kemampuan interpersonal, motorik hingga kreatifitasnya.

2. Orang Tua Hendaknya Memberikan Contoh yang Baik

Secara umum, anak akan mengikuti apa yang dilakukan ayah dan bundanya. Maka dari itu, mulailah dari orangtuanya dengan memberikan contoh yang baik. Orang tua bisa melakukan pembatasan dalam berinteraksi dengan Smartphone. Hal ini pun akan diikuti oleh anak-anaknya. Namun, dalam realitasnya tidak sedikit para orang tua yang menggunakan Smartphone dalam mengasuh anak-anaknya. Bahkan tidak jarang pula yang menggunakan Smartphone sebagai perisai penenang anak.

3. Memberikan Batasan Waktu Penggunaan Gawai

Selanjutnya, cara lain yang bisa dicoba yakni dengan memberikan batasan waktu untuk menggunakan Smartphone. Misalnya, memberikan batasan maksimal 1-2 jam dalam sehari. Jangan biarkan anak lupa kewajiban belajar karena keasyikan bermain gadget. Penggunaan Smartphone memang memberikan manfaat kepada sang anak. Namun, jika dilakukan secara berlebihan akan memberikan madharat pada anak. Selain itu, jangan lupa untuk mendampingi anak ketika bermain Smartphone.

4. Senantiasa Tegas Terhadap Anak

Cara lainnya yakni dengan bersikap tegas. Perlu digarisbawahi, orang tua tidak dituntut untuk galak, melainkan bersikap tegas. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menetapkan beberapa peraturan terhadap sang anak. Sebaliknya, pintar-pintarlah agar anak tidak merengek karena ingin bermain Smartphone. Lakukan secara perlahan, sehingga anak bisa mengikuti peraturan yang ditetapkan.

5. Konsultasikan dengan Dokter Melalui Aplikasi Halodoc

Jika memang tingkat kecanduan anak terhadap Smartphone sudah kritis, maka berkonsultasilah pada dokter. Hal ini bisa dilakukan dengan mudah yakni memanfaatkan aplikasi Halodoc. Sebuah aplikasi kesehatan yang lengkap. Berbagai manfaat bisa didapatkan, mulai dari chat dengan dokter, membeli obat, kalkulator BMI, tes COVID-19, pengingat obat, dan sebagainya.

Nah, itulah ulasan singkat terkait tanda-tanda Anak Kecanduan Smartphone serta cara mengatasinya. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Maka dari itu, senantiasa bersikap bijak dalam memberikan pengawasan terhadap anak ketika bermain Smartphone. Ketika dampak buruknya sudah terasa, maka hanya penyesalan yang akan dirasakan.

One comment

  1. Setuju banget, kak. Batasan penggunaan gadget harus jelas ya dan orangtua pun harus ikut menyontohkan ya. Biar anak-anak bisa mengikuti dengan lancar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.