Gambaran Desa Sidomulyo Kec. bancar Tuban
Begini Kehidupan Di Dusun Sriwing Beberapa Tahun Yang Lalu
Dari segi kemajuan infrastruktur memang masih tertinggal, tetapi saya salut dengan Desa sidomulyo yang dulu. Sikap tolong menolong, gotong royong, budaya serta dolanan anak-anak masih terjaga betul. Saya sangat ingat bagaimana dulu saya bermain, bagaimana saya dan teman-teman bermain di sawah, ladang, sungai, waduk serta permainan kami yang sangat tradisional.
Permainan Anak Tradisional di Desa
Permainan tradisional yang kami buat sendiri mendidik kami menjadi lebih mandiri, serta tidak ada satupun permainan tradisional yang dimainkan beberapa anak, sehingga dalam sekali bermain kami semua berkumpul, melatih interaksi sosial serta manajemen sosial kami. Permainan tersebut antara lain Pong, Bentik, Gejlik, Bandringan, Sodor, Unjal, Clentisan, Kekean, Layangan, Bedil-bedilan, Nawu, Mancing, Angon, Ngaret, Golek manuk, Nglangi neng kali, Bal-balan, Selelegong, Tekpo, serta ada beberapa yang saya lupa.
Ini adalah bahasa permainan di desa saya, semoga kawan-kawan yang membaca paham, misal tidak paham yasudahlah, kita bahas dilain kali khusus dolanan anak-anak.hehehehe
Seiring berkembangnya jaman, pembangunan di desa semakin merata serta barang-barang elektronik mulai dinikmati masyarakat desa. Sekitar tahun 2000, jalan di desa sidomulyo mulai di aspal, ekspresi senang sangat terlihat betul.
Terbukti setelah jalan selesai di aspal, mulai anak-anak sampai ibuk-ibuk keluar rumah hanya untuk jalan-jalan menikmati aspal baru. Entah itu malam hari maupun pagi hari. Jika ingat dulu rasanya lucu juga, jalan di aspal rasanya seperti jalan-jalan di mall.hehehehe.
Perlahan satu dua warga ada yang mempunyai tv. Karena satu desa hanya beberapa yang punya, suasana melihat tv sangat rame, bahkan mengalahkan keramaian saat kita di bioskop. Dalam satu rumah, ada 1 tv, yang melihat bisa full bahkan sampai luar rumah, padahal itu masih tv hitam putih.
Potret Desa Sidomulyo Bancar Dari Masa ke Masa
Inilah potret wajah Desa Sidomulyo, masa-masa transisi sebelum akhirnya di Desa saya terbanjiri produk-produk luar hingga akhirnya budaya di desapun mulai terkikis oleh budaya luar. Semakin lama semakin banyak warga yang memiliki tv, bahkan sekarang ini setiap rumah ada tv nya. Tentu ini sangat berbeda dengan dulu, dimana warga masih sering berkumpul ,jagongan di luar rumah, melihat tv bareng-bareng .
Tapi sekarang, setiap malam warga hanya sibuk dengan tv nya masing-masing, suasana yang dulu sudah tidak terlihat dan tentunya ini berdampak pada sosial antar warga.
Di dunia anak-anak/remajapun demikian, berbeda dengan beberapa tahun yang lalu saat saya masih duduk di bangku SD-SMP, Seperti yang saya ceritakan di atas, kehidupan masa kecil kami benar-benar di habiskan dengan permainan tradisional serta bermain dengan alam.
Permainan yang bisa mendidik serta melatih kemandirian, kreatifitas, serta manajemen sosial kami. Semenjak di Desa mulai di dimasuki barang-barang yang disebut dari dunia modern terutama gadget, aktifitas anak-anak/remaja di Desa saya juga sudah berubah.
Perubahan itu mulai terlihat semenjak saya duduk di bangku SMK, Anak-anak/remaja lebih disibukkan dengan tv serta bermain Hp. Waktu lebih banyak di habiskan di dalam rumah, interaksi dengan dunia luar mulai di tinggalkan termasuk permainan tradisional yang bagi saya pribadi memiliki banyak manfaat.
Baca Juga : Blogger asal tuban
Beginilah potret kehidupan di Desa saya, mungkin tak jauh berbeda dengan desa-desa lainya. Antara kemajuan desa dan potret budaya yang tak seimbang. Seolah kita dihadapkan pada dua pilihan, Desa maju dengan budaya yang semakin tertinggal atau desa yang di bilang tertinggal tetapi budaya yang tetap di pertahankan.
Seharusnya kesadaran seperti ini kita miliki, agar kita tetap bisa memajukan desa dari berbagai bidang tetapi tetap bisa mempertahankan budaya yang selama ini kita miliki tanpa harus hanyut oleh perkembangan jaman dan budaya dari luar.
Dari pemandanganya keren tuh min.
Emang keren gan. Sriwing gitu.hahahaha
Loh arif sinten iya ini
Kok tetangga tpi gk pernah lihat
Arif cah karang kulon bro.aku y ra tau ngrti jnenge wahyu
Mbayani jan